Serangkaian proses pembelajaran selalu diakhiri dengan kegiatan penilaian. Penilaian kelas dapat berupa penilaian/evaluasi dari tiap pertemuan di kelas (evaluasi di akhir pembelajaran), Ulangan harian, UTS/UAS, dan UKK. Minggu ini hanya tinggal menunggu hitungan hari saja kegiatan UKK akan segera dilaksanakan tepatnya tanggal 10-15 Juni mendatang.
Terkait dengan kegiatan UKK yang akan segera dilaksanakan, biasanya pihak sekolah melalui bapak ibu guru telah menyiapkan latihan soal untuk pendalaman materi. Sebuah hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana menciptakan suasana yang kondusif sehingga anak akan merasa nyaman, memiliki kesiapan secara fisik dan psikis untuk mengerjakan UKK, dan mengubah mindset anak bahwa UKK adalah sebagai sarana untuk mengukir prestasi bukan sebagai sesuatu yang membuat stres dan ditakuti.Di sinilah sebenarnya peran terpenting kita sebagai guru.
Tolak ukur keberhasilan sebenarnya jangan dipandang dari satu sisi saja yaitu hasil namun lebih dari itu bagaimana seorang guru dapat membekali anak dengan serangkaian proses sehingga anak mendapatkan pengalaman yang bermakna sehingga anak dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan.
Hasil yang akan diperoleh dari kegiatan UKK nanti seharusnya dapat dijadikan sebagai sarana evaluasi terhadap kinerja seorang guru sehingga akan ada perbaikan dan peningkatan kualitas guru dalam pembelajaran di kelas.
SD Negeri 4 Wates juga telah menyiapakan anak-anak untuk menghadapi UKK, latihan soal, bimbingan dan pemberian motivasi baik secara individu maupun kelompok telah diupayakan. Sekolah berharap upaya yang telah dilakukan dapat memberikan bekal kepada seluruh siswa-siswi SD Negeri 4 Wates.
Sekolah sangat berharap siswa-siswi SD Negeri 4 Wates dapat menjadi bagian dari kegiatan UKK untuk berlomba-lomba mengukir prestasi yang membanggakan bagi keluarga, sekolah, dan masyarakat dengan tidak meninggalkan nilai-nilai karakter jujur, kerja keras, tanggung jawab, dan disiplin dalam bekerja.
Sebagai penutup, marilah kita senantiasa melakukan evaluasi diri terhadap pencapaian yang telah kita peroleh, janganlah merasa cepat puas dengan hasil yang telah didapat,teruslah berupaya melakukan perbaikan-perbaikan dan inovasi-inovasi guna memperoleh hasil yang sebenarnya.
Foto : www.google.co.id
Foto : www.google.co.id
A. PENDAHULUAN
Serangkaian proses pembelajaran selalu diakhiri dengan kegiatan penilaian. Penilaian
kelas dapat berupa penilaian/evaluasi dari tiap pertemuan di kelas (evaluasi di
akhir pembelajaran), Ulangan harian, UTS/UAS, dan UKK.
Terkait
dengan kegiatan UKK yang akan segera dilaksanakan, biasanya pihak sekolah
melalui bapak ibu guru telah menyiapkan latihan soal untuk pendalaman materi.
Sebuah hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana menciptakan suasana yang
kondusif sehingga anak akan merasa nyaman, memiliki kesiapan secara fisik dan
psikis untuk mengerjakan UKK, dan mengubah mindset anak bahwa UKK adalah
sebagai sarana untuk mengukir prestasi bukan sebagai sesuatu yang membuat stres
dan ditakuti. Di sinilah sebenarnya peran terpenting guru.
Tolok ukur
keberhasilan sebenarnya jangan dipandang dari satu sisi saja yaitu hasil, namun
lebih dari itu bagaimana seorang guru dapat membekali anak dengan serangkaian
proses sehingga anak mendapatkan pengalaman yang bermakna sehingga anak dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan. Hasil yang akan diperoleh dari kegiatan
UKK, seharusnya dapat dijadikan sebagai sarana evaluasi terhadap kinerja
seorang guru sehingga akan ada perbaikan dan peningkatan kualitas guru dalam
pembelajaran di kelas.
Sekolah tentu
sangat mengharapkan peserta didiknya dapat menjadi bagian dari kegiatan UKK
untuk berlomba-lomba mengukir prestasi yang membanggakan bagi keluarga,
sekolah, dan masyarakat dengan tidak meninggalkan nilai-nilai karakter jujur,
kerja keras, tanggung jawab, dan disiplin dalam bekerja. Sebagai penutup,
marilah kita senantiasa melakukan evaluasi diri terhadap pencapaian yang telah
kita peroleh, janganlah merasa cepat puas dengan hasil yang telah
didapat,teruslah berupaya melakukan perbaikan-perbaikan dan inovasi-inovasi
guna memperoleh hasil yang sebenarnya.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Ujian Kenaikan Kelas tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga oleh siswa
untuk mengevaluasi diri mereka sendiri (self assessment) atau evaluasi
diri dalam rangka perbaikan pembelajaran.
C. PEMBAHASAN
1. EVALUASI
Evaluasi berasal dari Bahasa Inggris, evaluation yang berarti penilaian
atau penaksiran. Menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil
keputusan. Djudju mengartikan evaluasi sebagai suatu kegiatan untuk mengetes
tingkat kecakapan seseorang atau kelompok orang.
Nitko & Brookhart (2007) mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses
penetapan nilai yang berkaitan dengan kinerja dan hasil karya siswa. Evaluasi
menurut Griffin dan Nix (1991) adalah judgment terhadap nilai atau implikasi
dari hasil pengukuran. Menurut definisi ini kegiatan evaluasi selalu didahului
dengan kegiatan pengukuran dan penilaian. Menurut Tyler (1950) evaluasi adalah
proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai.
Semua kegiatan mengajar belajar perlu dievaluasi. Evaluasi dapat memberi
motivasi bagi guru maupun siswa, mereka akan lebih giat belajar, meningkatkan
proses berpikirnya. Dengan evaluasi guru dapat mengetahui prestasi dan kemajuan
siswa, sehingga dapat bertindak yang tepat bila siswa mengalami kesulitan
belajar (Slameto, 2003).
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris
education, dalam bahasa Arab: At-Taqdir, dalam bahasa Indonesia berarti
penilaian. Dengan demikian secara harfiyah dapat evaluasi pendidikan diartikan
sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh
Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977) evaluasi adalah suatu tindakan atau
suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Apabila definisi Edwind Wandt
dan Gerald W. Brown (1977) digunakan untuk memberi definisi tentang evaluasi
pendidikan, maka evaluasi pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai suatu tindakan
atau kegiatan (yang dilaksanakan dengan maksud untuk) atau suatu proses (yang
berlangsung dalam rangka) menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia
pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi di
lapangan pendidikan). Atau singkatnya evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau
proses penentuan nilai pendidikan sehingga dapat diketahui mutu atau
hasil-hasilnya.
2. PRINSIP
PENILAIAN
Dengan adanya penilaian keberhasilan guru dan anak didik dalam melaksanakan
proses pembelajaran dapat diukur dan kita dapat mengetahui sejauh mana tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Adapun prinsip-prinsip penilaian menurut Drs. Asep
Jihad, yaitu:
a. Menyeluruh
Penguasaan kemampuan dalam mata pelajaran hendaknya menyeluruh, baik
menyangkut standar kompetensi, kemampuan dasar serta keseluruhan indikator
ketercapaian, baik menyangkut dominan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap,
perilaku, dan nilai), serta psikomotor (keterampilan), maupun menyangkut
evaluasi proses dan hasil belajar.
b. Berkelanjutan
Disamping menyeluruh, penilaian hendaknya dilakukan secara berkelanjutan
(direncanakan dan dilakukan terus menerus) guna mendapatkan gambaran yang utuh
mengenai perkembangan hasil belajar siswa sebagai dampak langsung ( dampak
intruksional/pembelajarn) maupun dampak tidak langsung dari proses pembelajaran
.
c. Berorientasi
pada indikator ketercapaian
Sistem penilaian dalam pembelajaran harus mengacu pada indikator
ketercapaian yang sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan dasar/kemampuan
minimal dan standar kompetensinya. Dengan demikian hasil penilaian memberikan
gambaran mengenai sampai seberapa indikator kemampuan dasar dalam suatu mata
pelajaran telah dikuasai oleh siswa.
d. Sesuai dengan
pengalaman belajar
Sistem penilaian dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan pengalaman
belajarnya. misalnya, jika pembelajaran mendekatan penugasan tugas
promblem-solving maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan
proses) maupun produk atau hasil melakukan problem-solving.
3. EVALUASI DIRI SEBAGAI FEED BACK
Belajar dan mengajar adalah suatu proses yang mengandung tiga unsur utama
yaitu: tujuan pengajaran, pengalaman (proses) belajar mengajar, dan penilaian
hasil belajar. Dalam perumusan tujuan pengajaran, guru merumuskan bentuk-bentuk
perubahan tingkah laku yang diinginkan terjadi di dalam peserta didik.
Sebagaimana dirumuskan sebagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
kurikulum.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar terdapat strategi, metode dan media yang
digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran seoptimal mungkin. Sedangkan
penilaian hasil belajar merupakan kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan
pengajaran telah dicapai atau dikuasai oleh peserta didik dalam bentuk hasil
belajar yang bisa mereka tunjukan setelah menjalani kegiatan belajar mengajar.
Bagi siswa, evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan
yang dimiliki, dapat mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi
berprestasi. Evaluasi terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh
mana kemajuan yang telah mereka capai.
Evaluasi diri dilakukan oleh siswa terhadap diri mereka sendiri, maupun
terhadap teman mereka. Hal ini akan mendorong siswa untuk berusaha lebih baik
lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal. Mereka akan merasa malu
jika kelemahan dan kekurangan yang dimiliki diketahui oleh teman mereka
sendiri. Evaluasi terhadap diri sendiri merupakan evaluasi yang mendukung
proses belajar mengajar serta membantu siswa meningkatkan keberhasilannya. Oleh
karena itu, untuk mempengaruhi hasil belajar siswa evaluasi perlu dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan evaluasi antara lain :
a.
Mengadakan
evaluasi dan memberi umpan balik terhadap kinerja siswa.
b.
Memberikan
evaluasi yang obyektif dan adil serta segera meniginformasikan hasil evaluasi kepada siswa.
c.
Memberi
kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap diri sendiri.
d.
Memberi
kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap teman.
Evaluasi sering dianggap sebagai kegiatan akhir dari suatu proses kegiatan.
Evaluation is often considered to be the final step in overall process,
demikian diungkapkan Miller (1985). Secara singkat evaluasi dapat didefinisikan
sebagai proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas
atau kelompok. Hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong pendidik untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran lebih baik dan mendorong peserta didik dapat
belajar lebih baik.
Penilaian hasil belajar sebagai babak final dalam pembelajaran memiliki
peran yang sangat penting. Ketepatan
pemilihan metode penilaian hasil belajar, indikator yang digunakan, dan
jenis/alat penilaian memiliki andil besar dalam berhasil tidaknya proses
penilaian.
Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk mengukur dan selanjutnya
menilai, sampai dimanakah tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat
dilaksanakan. Apabila tujuan yang telah dirumuskan itu direncanakan untuk
dicapai secara bertahap, maka dengan evaluasi yang berkesinambungan akan dapat
di pantau, tahapan manakah yang sudah dapat di selesaikan, tahapan manakah yang
berjalan dengan mulus, dan mana pula tahapan yang mengalami kendala dalam
pelaksanaannya. Walhasil dengan evaluasi terbuka kemungkinan bagi evaluator
untuk mengukur seberapa jauh atau seberapa besar kemajuan atau perkembangan
program yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
Setidak-tidaknya ada dua macam kemungkinan hasil yang diperoleh dari
kegiatan evaluasi, yaitu:
a.
Hasil
evaluasi itu ternyata menggembirakan, sehingga dapat memberikan rasa lega bagi
evaluator, sebab tujuan yang telah ditentukan dapat di capai sesuai dengan yang
direncanakan.
b.
Hasil
evaluasi ternyata tidak menggembirakan atau bahkan mengkhawatirkan, dengan
alasan bahwa adanya penyimpangan-penyimpangan, hambatan dan kendala, sehingga
mengharuskan evaluator bersikap waspada. Ia perlu memikirkan dan dan melakukan
pengkajian ulang terhadap rencana yang telah disusun atau mengubah dan
memperbaiki cara pelaksanaannya. Berdasar data hasil evaluasi itu selanjutnya
dicari metode-metode lain yang dipandang lebih tepat dan sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan. Sudah barang tentu perubahan-perubahan itu membawa dampak atau
konsekuensi berupa perencanaan ulang (re-plening). Dengan demikian dapat di
katakan bahwa evaluasi itu memiliki fungsi: menunjang penyusunan rencana.
Evaluasi yang dilaksanakan secara berkesinambungan, akan membuka peluang
bagi evaluator untuk membuat perkiraan, apakah tujuan yang telah dirumuskan
akan dapat di capai pada waktu yang telah di tentukan,ataukah tidak. Apabila
berdasar data hasil evaluasi itu diperkirakan bahwa tujuan tidak akan dapat di
capai sesuai dengan rencana, maka evaluator akan berusaha untuk mencari dan
menemukan factor-faktor penyebabnya, serta mencari dan menemukan jalan keluar
atau cara-cara pemecahannya. Bukan tidak mungkin, bahwa atas dasar data hasil
evaluasi itu evaluator perlu mengadakan perubahan-perubahan, penyempurnaan-penyempurnaan
yang menyangkut organisasi, tata kerja, atau mungkin juga perbaikan terhadap tujuan
organisasi itu sendiri. Jadi, kegiatan evaluasi pada dasarnya juga di maksudkan
untuk melakukan perbaikan atau penyempurnaan usaha.
Secara psikologis, kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah
dapat disoroti dari dua sisi. Yaitu dari sisi peserta didik dan dari sisi
pendidik.
a.
Bagi
peserta didik, evaluasi pendidikan secara psikologis akan memberikan pedoman
atau pegangan batin kepada mereka untuk mengena kapasitas dan status dirinya
masing-masing ditengah-tengah kelompok atau kelasnya. Dengan dilakukannya
evaluasi hasil belajar siswa misalnya, maka para siswa akan mengetahui apakah
dirinya termsuk siswa yang berkemampuan tinggi, berkemampuan rata-rata, ataukah
berpengetahuan rendah.
b.
Bagi
pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan kepastian atau ketetapan hati
kepada diri peserta tersebut. Sedah sejauh manakah kiranya usaha yang telah
dilakukannya selama ini telah membawa hasil, sehingga ia secara psikologis
memiliki pedoman atau pegangan batin yang pasti guna menentukan langkah-langkah
apa saja yang di pandang perlu dilakukan selanjutnya. Misalnya dengan
menggunakan metode-metode mengajar tertentu, hasil-hasil belajar siswa telah
menunjukkan adanya peningkatan daya serap terhadap materi yang telah diberikan
kepada para siswa tersebut; karena itu atas dasar hasil evaluasi tersbut
penggunaan metode mengajar tadi akan terus dipertahankan. Begitupun sebaliknya.
Bagi peserta didik, secara didaktik evaluasi pendidikan akan dapat
memberikan dorongan (motivasi) kepada mereka untuk dapat memperbaiki,
meningkatkan dan mempertahankan prestasinya.
Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya
memiliki lima macam fungsi, yaitu:
a.
Memberikan
landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah di capai oleh peserta
didiknya.
b.
Memberikan
informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta
didik di tengah-tengah kelompoknya.
c.
Memberikan
bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik.
d.
Memberikan
pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang
memerlukannya.
e.
Memberikan
petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah di tentukan
telah dapat dicapai.
Adapun secara administrative, evaluasi pendidikan setidak-tidaknya memiliki
tiga macam fungsi, yaitu:
a.
Memberikan
laporan.
b.
Memberikan
bahan-bahan keterangan (data).
c.
Memberikan
gambaran
D. PENUTUP
1. KESIMPULAN
Ujian Kenaikan Kelas sebagai salah satu indikator
penilaian keberhasilan peserta didik adalah bagian dalam rangka menguji, melihat
hasil pembeelajaran sehinggal perlu adanya perubahan-perubahan, penyempurnaan-penyempurnaan
yang menyangkut organisasi, tata kerja, atau mungkin juga perbaikan terhadap
tujuan organisasi itu sendiri. Jadi, kegiatan evaluasi pada dasarnya juga di
maksudkan untuk melakukan perbaikan atau penyempurnaan usaha kaitanyya dengan
proses pembelajaran.
2. SARAN
Guru sebagai evaluator diharapkan mampu menjabarkan nilai
dari Ujian Kenaikan Kelas dan mampu mendeskripsikan hasil yang ada dalam rangka
perbaikan dan penyempurnaan pembelajaran di masa mendatang.
E. DAFTAR PUSTAKA
1.
Arikunto,
Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi. Jakarta: Bumi Aksara.
2.
Djudju
Sudjana. 2004. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
3.
Rasyid,
Harun & Mansur. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wacana Prima.
4.
Sanjaya,
Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada
media Group.
5.
Slameto.
2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
0 komentar:
Posting Komentar
:: Budayakan tinggalkan pesan ::