A. PENDAHULUAN Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak, wawancara, dialog, dan gelar wicara di media elektronik. Selain di media massa, para pemuka masyarakat, para ahli, dan para pengamat pendidikan, dan pengamat sosial berbicara mengenai persoalan budaya dan karakter bangsa di berbagai forum seminar, baik pada tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupun politik yang tidak produktif, dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar, dan di berbagai kesempatan. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan seperti peraturan, undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum yang lebih kuat. Alternatif lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi, paling tidak mengurangi, masalah budaya dan karakter bangsa yang dibicarakan itu adalah pendidikan.
Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupun politik yang tidak produktif perlu dikembangkan secara sistematis melalui jalur formal yaitu sekolah sejak PAUD, TK, SD, SMP dan SMA/K.
C. PEMBAHASAN
- PENGEMBANGAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA Pada prinsipnya, pengembangan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah ada.Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri.Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial dan mendorong peserta didik untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk sosial.
- NILAI, DESKRIPSI, dan INDIKATOR
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
a. Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran.
b. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
a. Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang.
b. Tempat pengumuman barang temuan atau hilang.
c. Tranparansi laporan keuangan dan penilaian kelas secara berkala.
d. Larangan menyontek.
3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
a. Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.
b. Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus.
c. Bekerja dalam kelompok yang berbeda.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
a. Membiasakan hadir tepat waktu.
b. Membiasakan mematuhi aturan.
c. Menggunakan pakaian praktik sesuai dengan program studi keahliannya(SMK).
d. Penyimpanan dan pengeluaran alat dan bahan (sesuai program studi keahlian) (SMK).
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
a. Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar.
b. Mencipatakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja.
c. Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
a. Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif.
b. Pemberian tugas yang menantang munculnya karyakarya baru baik yang autentik maupun modifikasi.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri.
8 Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain a. Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat.
b. Pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka.
c. Seluruh produk kebijakan melalui musyawarah dan mufakat.
d. Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif.
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
a. Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu.
b. Eksplorasi lingkungan secara terprogram.
c. Tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik).
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
a. Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosial-ekonomi.
b. Mendiskusikan hari-hari besar nasional.
11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
a. Memajangkan: foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia.
b. Menggunakan produk buatan dalam negeri.
12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
a. Memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik.
b. Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.
c. Menciptakan suasana pembelajaran untuk memotivasi peserta didik berprestasi.
13. Bersahabat/Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. a. Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik.
b. Pembelajaran yang dialogis.
c. Guru mendengarkan keluhankeluhan peserta didik.
d. Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik.
14. Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
a. Menciptakan suasana kelas yang damai.
b. Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan.
c. Pembelajaran yang tidak bias gender.
d. Kekerabatan di kelas yang penuh kasih sayang.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
a. Daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik.
b. Frekuensi kunjungan perpustakaan.
c. Saling tukar bacaan.
d. Pembelajaran yang memotivasi anak menggunakan referensi
16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
a. Memelihara lingkungan kelas.
b. Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas.
c. Pembiasaan hemat energi.
d. Memasang stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan (SMK).
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
a. Berempati kepada sesama teman kelas.
b. Melakukan aksi sosial.
c. Membangun kerukunan warga kelas.
18 Tanggung-jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
a. Pelaksanaan tugas piket secara teratur.
b. Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah.
c. Mengajukan usul pemecahan masalah.
- PRINSIP PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
Berikut prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa :
1. Berkelanjutan
Dalam hal ini, berkelanjutan mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan sebuah proses panjang, dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan.
Sejatinya, proses tersebut dimulai dari kelas 1 SD atau tahun pertama dan berlangsung paling tidak sampai kelas 9 atau kelas akhir SMP. Pendidikan 12 budaya dan karakter bangsa di SMA adalah kelanjutan dari proses yang telah terjadi selama 9 tahun.
2. Melalui semua mata pelajaran.
Pengembangan diri, dan budaya sekolah, mensyaratkan bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran, dan dalam setiap kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
3. Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan.
Hal ini mengandung makna bahwa materi nilai budaya dan karakter bangsa bukanlah bahan ajar biasa, artinya, nilai-nilai itu tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, ataupun fakta seperti dalam mata pelajaran agama, bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS, matematika, pendidikan jasmani dan kesehatan, seni, dan ketrampilan.
Materi pelajaran biasa digunakan sebagai bahan atau media untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Oleh karena itu, guru tidak perlu mengubah pokok bahasan yang sudah ada, tetapi menggunakan materi pokok bahasan itu untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
Guru tidak harus mengembangkan proses belajar khusus untuk mengembangkan nilai. Suatu hal yang selalu harus diingat bahwa satu aktivitas belajar dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Konsekuensi dari prinsip ini, nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tidak ditanyakan dalam ulangan ataupun ujian. Walaupun demikian, peserta didik perlu mengetahui pengertian dari suatu nilai yang sedang mereka tumbuhkan pada diri mereka. Mereka tidak boleh berada dalam posisi tidak tahu dan tidak paham makna nilai itu.
4. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan.
Prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Guru menerapkan prinsip ”tut wuri handayani” dalam setiap perilaku yang ditunjukkan peserta didik.
D. PENUTUP
1. KESIMPULAN
a. Sekolah baik PAUD, TK, SD, SMP dan SMA/K dapat mengambil peran dalam rangka penumbuhkembangan karakter bangsa (The Nation Character Building) melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat dari peserta didik.
b. Penumbuhkembangan karakter bangsa (The Nation Character Building) yang dapat diterapkan di sekolah dengan mengimplementasikan nilai dan deskripsi diantaranya religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
c. Prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa diantaranya berkelanjutan, dilakukan melalui setiap mata pelajaran, dan dalam setiap kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler, nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan, proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan.
2. SARAN
a. Penumbuhkembangan karakter bangsa (The Nation Character Building) perlu mendapat perhatian serius dan dilakukan secara holistik oleh semua pihak, elemen masyarakat dan bangsa.
b. Pemerintah dalam hal ini melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dapat menerbitkan regulasi berupa peraturan perundang-undangan tentang Penumbuhkembangan karakter bangsa (The Nation Character Building) sebagai acuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
0 komentar:
Posting Komentar
:: Budayakan tinggalkan pesan ::